Ketika hidup lagi berat-beratnya😫

Muhammad Alif Farhan
6 min readMay 23, 2024

--

Salam!

Hai! Tulisan ini aku rangkai sebagai pengingat untuk melewati hari-hari yang berat. semoga bisa jadi penyemangat😊

Setiap dari kita tentunya pernah mengalami hari-hari yang dingin. Hari ketika teman-teman yang biasanya support kita justru menghilang, hari ketika harapan tinggi justru mengecewakan, hari ketika mimpi yang dirawat justru jadi duri menusuk yang berkarat.

Photo by Henry & Co. on Unsplash

Hari ketika segala kesusahan mendatangi dan ditimpa masalah bertubi-tubi, satu masalah belum juga usai, datang masalah-masalah lain membantai.

terbangun tengah malam dan merasa terhimpit, merasa sendiri menghadapi segala kesedihan.

Rasanya masa depan gelap, sepi, pengap, dan dingin. Tak ada lagi harap, yang ada hanya perasaan berat yang entah kapan akan menguap.

kita harus gimana? kita boleh milih kok!

Pertama, kita marah. Hati berburuk sangka sama Allah. Lisan kita mempertanyakan keadilan Allah. Tangan memukul apapun yang bisa dipukul untuk meluapkan isi hati.

Kedua, kita bersabar. kita boleh tak suka hati mendapat musibah itu, tapi menahan diri ndak sampe mbatin, ngomong, atau ngelakuin perbuatan yang Allah gak suka.

Ketiga, ridha dan legowo. Lapang dada seakan-akan tak tertimpa musibah itu.

keempat, bersyukur sembari bersabar. “alhamdulillah ‘ala kulli hal” segala puji bagi Allah atas segala sesuatu.

mereka yang terbaik adalah yang memilih yang kedua hingga terakhir. Guru-guru kita ajarkan gimana memilihnya. Memilih kesabaran.

  1. Prasangka baik

Kalo guru yang baik, yang kita kagumi, pasti ngasih tugas dan ujian, sesulit apapun, pasti dia tahu bahwa kita bisa lewati ujian itu. Ujian itu bukan untuk menjatuhkan kita, tapi untuk meningkatkan level kita.

Apalagi Allah! Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan Allah sesuai prasangka kita, pasti ada maksud baik Allah. Pasti Allah Maha Tahu bahwa kita bisa lewatin ujian ini, bukankah Dia tak akan membebani hamba di luar kesanggupannya! Jadi yakin duluu, pasti maksud Allah baik, pasti kita bisa lewati! Allah yang Maha Tahu aja bilang bahwa kita pasti bisa lewati, lah kok kita sotoy, nganggep bahwa kita gaakan bisa.

Foto by kak Aida Azlin

2. Pahami hikmahnya

Photo by Sebastian Knoll on Unsplash

Ketika masalah menimpa, ambil waktu sejenak, pejamkan mata, tarik napas yang dalam, hempaskan. Kalau perlu, kita ambil air wudhu, bersujud, dan curhat dengan mesra padaNya. Ia senantiasa mendengar curahan hati kita.

Selalu berprasangka baik, bahwa Allah gapernah jahat sama kita, setiap masalah hadir pasti dengan kebaikan dariNya.

Sebagaimana pernah terjadi dalam hidup kita, banyak hal yang menurut kita musibah, justru jadi hadiah. Dan kita pahami itu setelahnya, butuh dimensi waktu untuk benar-benar memahami jawaban.

Meski, terkadang sulit untuk mendapat jawaban spesifiknya, setidaknya ada hikmah umum yang bisa kita petik dari musibah,

Sabda Rasulullah salallahu’alaihiwasalam “Tidaklah seorang muslim tertimpa lelah, sakit, gundah, sedih, gangguan, duka lara, hingga duri yang mengenainya, kecuali Allah gugurkan kesalahan-kesalahannya dengan sebab semua yang menimpanya itu.” (HR. Bukhari Muslim)

meski berat rasanya, yakinlah bahwa ujian ini datang dengan kasih sayangNya, minimal ingin menghapus dosa dan kesalahan kita.

Pasti sabar itu engga mudah, tapi yang engga mudah biasanya balasannya juga engga murah,

“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

kann, balasannya engga murah! pahalanya disempurnakan tanpa batas! jadi, meskipun engga mudah, sabar dulu ya, InsyaAllah worth it.😊

3. Selalu lihat ke bawah

Photo by Steve Knutson on Unsplash

Seberat apapun masalah kita, pasti ada yang lebih berat lagi masalahnya. Tinggal kitanya mau sadar atau engga.

Berat dalam ngerjain tugas dalam pendidikan? Ga selesai-selesai, revisi terus. Pusing jawabannya harus cari dimana. Ragu.

Tapi lihat, di luar sana ada ribuan orang yang memperebutkan kursi yang kita duduki sekarang, mereka ingin sekali ada di posisi kita.

Lebih jauh lagi, ada jutaan orang yang bahkan gapunya kesempatan yang sama kaya kita. Keadaan ekonomi, sosial, dan banyak faktor lainnya mengharuskan mereka melakukan hal lain ketimbang pendidikan yang kita nikmati sekarang.

Capek koas, tugas menumpuk, jaga malam, libur minim, pressure tinggi?

Eits, lihat sebentar, sepagi-paginya kita datang, masih ada loh pasien yang dateng subuh-subuh, jauh-jauh dari luar kota, dalam keadaan sakit, untuk berobat.

Lah kita, kos ga terlalu jauh, pagi ga terlalu pagi, badan sehat, kok ngeluh?

Eits, sepagi-paginya kita dateng, ada pramubakti (office boy) yang lebih pagi dari kita datengnya, bersihin dan siapin ruangan kita. Bahkan, sesore-sorenya kita pulang, mereka juga nungguin kita selesai karena harus berberes setelah ruangannya kita gunakan. kok masih ngeluh?

Eits, secapek-capeknya kita dalam proses yang kita jalani, inget loh, kita sedang bertumbuh menjadi seseorang yang lebih baik lagi di masa depan nanti. Sedangkan di sekeliling kita ada orang yang lapang dada menerima hidupnya yang entah akan jadi apa kedepannya, bahkan mungkin akan terus ada di level yang sama puluhan tahun ke depan, tapi mereka bersyukur atas apa yang mereka dapat. kok kita ngeluh?

4. Dunia pasti berputar.

Photo by Anne Nygård on Unsplash

Yap! Ketika masalah datang, logika kita seakan buntu, kita terlalu fokus pada masalahnya sampai-sampai lupa realita. Bukankah dulu kita juga pernah dapat masalah dan Allah masih bantu kita melewatinya, bahkan naik level lewat masalah tersebut. Akhirnya, masalah tersebut berbuah jadi hadiah.

Bukankah kita pernah sedih hingga akhirnya senang datang?

Bukankah kita pernah lelah hingga akhirnya rehat tiba?

Bukankah kita pernah terhimpit hingga akhirnya keleluasaan menghampiri?

Bukankah kita pernah sendiri hingga akhirnya kebersamaan memeluk?

Bukankah kita pernah kesepian hingga akhirnya keramaian menemui?

Begitulah hakikatnya dunia ini, yakinlah, bahwa dunia pasti berputar. Hari-hari ini tak akan selamanya berat. InsyaAllah kemudahan akan tiba, kita hanya perlu sabar.

Bahagianya tiba, pahalanya tertulis abadi.

Bukankah fajar akan segera hadir ketika malam semakin pekat?😊

5. Naik Level

Photo by Marek Piwnicki on Unsplash

Untuk ambil gelar dokter aja lama dan susahnya minta ampun, ada banyak proses yang harus dilewati. Ada ujian demi ujian, malam-malam panjang bersama buku-buku pelajaran, hari-hari panjang bersama konsulen, waktu-waktu kurang tidur jaga igd dan buat laporan, biaya yang engga murah, godaan yang engga sedikit, dan banyak lagi.

Apalagi untuk ambil gelar “The People of The Highest Rank of Paradise!” Berada pada level elite manusia-manusia terbaik!

Pasti ada ujian demi ujian! Pasti! Rasulullah dan manusia-manusia terbaik yang disayang Allah bukan mereka yang hidupnya adem ayem, datar-datar ae. Nope, sama sekali bukan! Justru mereka adalah orang-orang yang paling kompleks masalahnya! Dan mereka mampu melewatinya! Dengan sabar!

Tak ada pelaut ulung yang hidup di lautan yang tenang! Badai membentuk mereka!

Terbentur-terbentur-terbentuk!

Ujian dan musibah bukan pertanda Allah marah, justru Allah sayang, Allah ingin naikkan level kita!

“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani)

Dan seperti pada poin pertama, InsyaAllah kita bisa lewatinya, InsyaAllah!

Aku berdoa semoga siapapun yang sedang menghadapi ujian kehidupan mampu melewatinya dengan kesabaran, semoga Allah mudahkan dan berkahi segala prosesnya, semoga semuanya jadi cerita indah dan berbuah Jannah!

Semoga keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan dari Allah senantiasa terlimpah atasmu!

-Alpha :)

--

--

Muhammad Alif Farhan

Pembelajar yang ingin hidup sepenuhnya!🫠 InsyaAllah: Senin: Refleksi Mingguan🏞 Rabu & Jumat: #MediumNovel: Simfoni Taman Siswa📚